BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Kamis, 11 Oktober 2012

KONSEP GAYA HIDUP DAN PENGUKURANNYA


KONSEP GAYA HIDUP DAN PENGUKURANNYA

Kerangka  Nilai – Nilai  dan  Gaya  Hidup
Menurut  Arnold  Mitchell  dari  SRI  International  baru – baru ini mengembangkan suatu pembagian masyarakat amerika menjadi sembilan gaya hidup berdasarkan pada analisis atas jawaban 2731 responden terhadap lebih dari 800 pertanyaan. Sembilan kelompok tersebut dikemukakan di bawah ini, dengan perkiraan persentase penduduk dewasa di AS sekarang ini.
a.   Survivors (orang yang berjuang untuk hidup) 4% adalah orang – orang yang kurang beruntung dan cenderung mengalami putus asa, dilanda kemiskinan, menyendiri.
b.   Sustainers (penderita) 7% adalah orang – orang tak beruntung yang bergulat untuk lepas dari kemiskinan.
c.    Belongers (orang yang ingin serasi dengan lingkungan) 33% adalah orang yang konvensional, konservatif, merindukan masa lampau, tak berani mencoba hal baru, dan lebih suka menyesuaikan diri daripada kelihatan menonjol.
d.   Emulators (Orang yang suka melebihi) 10% adalah orang – orang yang ambisius, berusaha untuk meningkatkan status, mereka ingin menjadi lebih besar.
e.   Achievers (orang berprestasi) 23% adalah para pemimpin bangsa yang membuat sesuatu terjadi, bekerja sistematis, dan menikmati hidup yang baik.
f.    “I am me” (kelompok yang memperhatikan dirinya sendiri) 5% adalah terdiri dari anak muda, hanya memikirkan dirinya sendiri, suka ber –  angan – angan.
g.   Experientials (kelompok yang suka mencoba hal – hal yang baru) 7% yang terdiri dari orang – orang yang mengejar kekayaan hidup batiniah dan menginginkan untuk mengalami langsung apa yang telah ditawarkan dalam hidup ini.
h.   Societally conscious (kesadaran tinggi terhadap masalah sosial tinggi) 9% yaitu orang – orang yang mempunyai rasa tanggung jawab tinggi ingin menyempurnakan kondisi dalam masyarakat.
i.     Integrateds (kepribadian mapan) 2% yaitu orang yang sepenuhnya mencapai kematangan psikologis, yang mampu mengawinkan element dalam dirinya dan dari lingkungan sekitarnya.

Klasifikasi itu berdasarkan gagasan bahwa individu – individu melalui sejumlah tahap perkembangan. Setiap tahapan mempengaruhi sikap, perilaku, dan kebutuhan psikologis. Orang melewati tahap dorongan kebutuhan (orang yang berjuang hidup dan kelompok penderita kearah tahapan yang didorong hal – hal dari luar ingin serasi dengan lingkungan, ingin melebihi, atau ingin berprestasi). Atau sebuah tahap hidup yang banyak didorong dari dalam = (kehidupan terpusat pada aku, menikmati hal – hal baru dan kesadaran kemasyarakatan yang tinggi), dengan hanya sebagian kecil mencapai tahap dari pribadi yang mapan.
Para pemasar mungkin mengarahkan merek dagang tertentu secara lebih jelas kepada gaya hidup orang – orang yang berambisi untuk berprestasi.
Implikasi Konsep Gaya Hidup di Kemukakan dengan jelas Oleh Boyd dan Levy:
Pemasaran adalah sebuah proses penyediaan kepada pembelian bagian – bagian daripada sebuah mosaic yang mungkin terjadi.” Yang berdasarkan hal itu, sebagai seorang seniman gaya hidupnya sendiri, pembeli dapat mengambil dan memilih untuk mengembangkan suatu komposisi yang pada suatu waktu yang Nampak terbaik. Para pemasar yang memikirkan produk mereka menurut cara itu akan berupaya untuk memahami potensi produk mereka dan hubungannya dengan bagian – bagian lain dari gaya hidup konsumen. Karena itu, untuk meningkatkan jumlah cara – cara mereka untuk menyesuaikan secara bermakna produk mereka dengan pola itu.”


SUMBER :
Kotler.Philip.Manajemen Pemasaran (analisis, perencanaan, implementasi, pengendalian).Jakarta.1988.PT.GLORA AKSARA PRATAMA.Erlangga.

0 komentar: